Detik-detik Sakaratul Maut Rasulullah SAW
Inilah bukti cinta yang sebenar-benarnya tentang cinta, yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya.
Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
BAGHDAD
Letak geografis
Lahirnya kota Bagdad bertalian dengan sejarah dinasti Abbasiah (Abbasid). Pendirinya adalah khalifah Abu Jakfar Al-Manshur pada tahun 145 H. yang terletak di tepi kanan sungai Tigris. Pada awal pembangunan, Bagdad terbentuk lingkaran dan mempunyai empat pintu. Abu Jakfar memberinya dua pagar dan membangun istana dan mesjid jami? di tengah-tengahnya. Bagdad terletak pada posisi 45° bujur timur dan 34° lintang utara.
Di abad ke empat Bagdad merupakan kota budaya, pertemuan, dan politik paling terkenal. Pada masa pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid, kota itu mencapai puncak kemajuannya. Luasnya bertambah hingga sama dengan luas empat kota yang digabung menjadi satu.
Kota Baghdad
Sepanjang sejarah, Bagdad terkenal mempunyai posisi istimewa dalam bidang keilmuan. Pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid didirikan Baitul Hikmah yang kemudian diselesaikan oleh putranya, Al- Makmun pada abad keempat. Baitul Hikmah adalah semacam balai ilmu dan perpustakaan. Di situ para cendikiawan dan peneliti sering berkumpul untuk menerjemah dan diskusi masalah ilmiah. Khalifah Harun Ar-Rasyid kemudian Al-Makmun secara aktif selalu ikut dalam pertemuan-pertemuan itu.
Perpustakaan tersebut benar-benar mempunyai andil yang sangat besar dalam mengembangkan ilmu kedokteran, kimia dan falak dimana eksperimen dan penelitian ilmiah selalu berjalan seiring. Pada saat itu khalifah dan hartawan banyak berjasa dalam pengadaan buku-buku langka dan memberikan kemudahan bagi para cendekiawan. Misalnya, khalifah Harun Ar-Rasyid yang mengalokasikan suatu tempat dalam istana untuk tempat buku-buku langka, baik yang berbahasa Arab maupun bahasa lain. Pada masa putranya, Al-Makmun koleksi buku-buku itu bertambah besar hingga mencapai beribu-ribu judul dan eksemplar. Selain itu di Bagdad masih terdapat banyak perpustakaan. Tetapi pasukan Moghul, banjir sungai Euprat dan kebakaran besar yang terjadi di Bagdad telah melanyapkan sebagian besar buku-buku itu.
Tokoh-tokoh Bagdad yg terkenal
Bagdad terkenal dengan banyak ulama dan ahli fikih. Di antaranya; Imam Ahmad bin Hambal, Abu Ishaq As-Syirazi, Abu Hamid Al-Ghazali, Al-Jahidh, As-Syasyi, Ibnul Jauzi, Al-Farra, Al-Zajjaj, Al-Zujaji, Qatrab, As-Sirafi, Ibnus Sikkit, Yaqut Al-Hamawi, Al-Baladzri, Ibn Khardadzibah, Al-Mas?udi, Al-Kindi, Al-Shufi, Al-Fazari, As-Shaghani, Al-Khuwarizmi, Al-Thusi, Al-Kurkhi, Ibn Rabn At-Thabari, Ar-Razi, Ibn Malka, Al-Ahawazi, Al-Khayyam An-Naisaburi, Ibnul Ain Az-Zirbi, Ibnul Labbad dan lain-lain.
Jatuh dan dijajahnya Bagdad
Dalam perjalannya, Bagdad menemui banyak aral melintang yang berlangsung cukup lama. Seluruh negeri kacau, pemberontakan terjadi di mana-mana, khalifah Abbasiah lemah dan pihak luar banyak ikut campur dalam menentukan kendali pemerintahan.
Puncaknya, terjadi pada tahun 656 H. ketika Holako menyerbu Bagdad dan mengepungnya. Perang pun terjadi berbarengan dengan perpecahan intern di dalam tubuh pemerintah Abbasiah. Akhirnya Bagdad jatuh ke tangan pasukan Tatar dan khalifah Al-Mu?tashim, beserta anak dan semua hulu balangnya berhasil dibunuh. Pamor Bagdad hilang dan matahari kekhilafahan Abasiah yang pernah jaya selama lima abad itu tenggelam sudah. Bencana besar pun telah menimpa seluruh dunia Islam pada saat itu. Dalam perjalanan selanjutnya, Timurlenk pernah menyerbu beberapa kali dan terakhir tahun 803 dan berhasil mendudukinya dengan kekerasan. Pasukannya berada di situ selama seminggu dan melakukan segala macam kejahatan yang membuat bulu kuduk berdiri.
Pada tahun 914 H. diserbu oleh Syah Ismail As-Shafawi dan berhasil dikuasai hingga jatuh di tangan Turki Usmani pada tahun 941 H. Kemudian kembali lagi ke tangan dinasti Safawi pada tahun 1033 H. sampai direbut lagi oleh sultan Usmani, Murad IV pada tahun 1048 H.
Semua peristiwa itu membuat Bagdad menjadi mundur, lemah dan terbelakang dalam berbagai bidang kebudayaan, yang pernah berjaya dalam kurun waktu yang cukup lama.
Pada tahun 1335 H. Bagdad jatuh ke tangan Inggris. Pada saat perlawanan Irak berkobar, Inggris meminta surat perwalian dari Liga Bangsa-Bangsa yang berisikan bahwa ia mau mengakui kemerdekaan Irak dengan syarat mau menerima perwalian dari negara yang ditunjuk hingga mampu berdiri sendiri.
Bagdad menjadi ibu kota Irak hingga sekarang
Kota SAMARKAND
Samarkand merupakan salah satu kota tertua di dunia. Kota ini terletak di Republik Uzbekistan.
Kata “kand” berasal dari bahasa Persia yang berarti kota. Sedangkan kata “samar” sampai saat ini belum ditemukan terjemahan maknanya yang memuaskan.
_____________
Dahulu, Samarkand merupakan ibukota Transoksania selama lima abad sejak masa dinasti Saman sampai masa dinasti Timur. Di samping itu, Samarkand dan Bukhara merupakan dua kota terpenting di Transoksania.
Samarkand terkenal dengan kota surga karena iklimnya yang sedang seperti daerah-daerah lain di Asia Tengah. Penduduk Samarkand berjumlah sekitar 500.000 jiwa.
Dewasa ini, Samarkand merupakan kota paling ramai di Uzbekistan di bidang pertanian, perdagangan dan industri.
Sepanjang sejarahnya, kota Samarkand pernah mengalami tiga kali masa kehancuran. Yang pertama terjadi pada tahun 329 SM oleh Alexander, ketika kota itu masih bernama Markanda. Kehancuran kedua terjadi pada masa Jengis Khan tahun 617 H/220 M. Dan yang terakhir terjadi pada masa Uzbek, pertengahan abad kesembilan Hijriah (abad kelima belas Masehi). Ketika itu, suku-suku Uzbek belum memeluk agama Islam.
Masuknya Islam:
Islam mulai masuk ke Transoksania pada tahun 46 H. Ketika itu, Kutaiba bin Muslim ditunjuk sebagai gubernur Khurasan pada saat kendali pemerintahan berada di tangan Tharkhun.
Pada tahun 91 H/709 M terjadi perdamaian antara Tharkhun dan Kutaiba ibn Muslim dengan kesepakatan bahwa Tharkhun berkewajiban membayar jizyah (upeti) dan jaminan kepada umat Islam. Tetapi, perjanjian damai itu membuat marah rakyat Tharkhun yang kemudian memaksanya melepaskan jabatan dan menggantikannya dengan Ikhsyid Ghurak. Meski demikian, Kutaiba berhasil memaksa penguasa baru itu untuk menyerah pada tahun 93 H/712 M setelah sebelumnya mengepung kota Samarkand beberapa lama.
Samarkand dan Bukhara menjadi pangkalan penyebaran Islam selanjutnya. Setelah itu, kekuatan Samarkand mulai melemah setelah sebelumnya merupakan titik tolak tersebarnya agama Islam ke Cina, India dan Rusia. Rusia bahkan pernah berada di bawah kekuasaannya selama tiga abad di mana adipati Moskwa membayar upeti kepada pemerintahan Bukhara setiap tahun. Tetapi, kaesar-kaesar Rusia kemudian berhasil merebut wilayah-wilayah Islam itu. Benteng Islam pertama di Transoksania (benteng Aq Masjid) pun kemudian jatuh ke tangan Rusia pada tahun 1852 M.
Ketika Turki Usmani mengancam Eropa dan melebar ke Asia dan Afrika pada pertengahan abada keenam belas, Kekaisaran Rusia menyerbu kota Samarkand dan kota-kota Islam lainnya. Ketika komunis berkuasa di Rusia pada tahun 1342 H/1923 M, Samarkand berada di bawah wilayah Uni Soviet hingga masa keruntuhannya tahun 1412 H/1991 M. Setelah Republik Uzbekistan memerdekakan diri, kota Samarkand masuk ke dalam wilayah Republik Uzbekistan.
Objek Wisata:
Di antara industri klasik yang terkenal di Samarkand adalah industri kertas, tekstil dan karpet. Sepanjang sejarah, Samarkand terkenal dengan jumlah sekolah yang sangat banyak yang merupakan indikasi betapa besarnya perhatian penduduk terhadap ilmu pengetahuan.
Tokoh-tokoh Samarkand:
Di Samarkand terdapat sejumlah ulama terkenal seperti Muhammad Addi As-Samarkandi, Abu Manshur Maturidi, Abul Hasan Maidani, Ahmad ibn Umar, Abu Bakr As-Samarkandi, Muhammad ibn Mas?ud As-Samarkandi (penyusun Tafsir Al-Iyasyi), Alauddin As-Samarkandi, Najibuddin As-Samarkandi, Abul Qasim Al-Laitsi As-Samarkandi dan Qadi Zadah Ar-Rumi.
Di Samarkand terdapat makam Imam Bukhari rahimahullah, penulis buku hadis sahih yang paling autentik.
Pernikahan Nabi Adam
Rosululloh bersabda,
“Hari Jum’at adalah hari untuk menjalin Shillaturrohmi dan pernikahan”
“Mengapa demikian ya Rosululloh”
“Karena dahulu para Nabi menikah pada hari Jum’at”
Pernikahan Nabi Adam
Abu Huroiroh meriwayatkan bahwa Alloh menempatkan Adam di surga pada hari Jum’at, begitu juga mengeluarkan Adam dari surga juga pada hari Jum’at. Pada hari Jum’at itu pula, do’a taubat Adam di kabulkan oleh Alloh.
Setelah penciptaan Adam, Kemudian penciptaan lawan jenisnya, Mulailah rasa cinta itu masuk ke dalam hati Adam, Bagaimana tidak, Yang dicintai Adam adalah makhluk paling indah yang ada waktu itu, Alloh telah memakaikan tujuh puluh perhiasan surgawi padanya.
“Siapakah engkau ?”, tanya Adam
“Aku diciptakan Alloh untukmu”
“Kalau begitu kemarilah !”
“Tidak, engkaulah yang kesini”
Adam bangkit mendekatinya,
Alloh berfirman, “Hai Adam, bersabarlah! Ia belum halal sebelum engkau menikahinya”
Kemudian Alloh menitahkan segenap penghuni surga untuk menghias surga serta mempersiapkan aneka hidangan untuk memeriahkan acara pernikahan Adam dengan calon isterinya.
Para malaikat langit berkumpul di bawah pohon Thuba,
Kemudian Alloh menikahkan mereka berdua.
“Segala puji hanya bagi-Ku.
Keagungan adalah pakaianKu.
Kebanggaan diri adalah selendangKu.
Keindahan adalah WajahKu.
Kelembutan adalah perhiasanKu.
Makhluk-makhluk adalah abdiKu.
Dan pernikahan adalah bagian dari rahasiaKu”.
“Aku nikahkan Adam dan calon istrinya,
Dan Kujadikan para malaikat dan para penghuni surga sebagai saksi”
Adam bertanya,
“Ya Tuhanku, apa mas kawin yang harus kuberikan kepadanya ?
Apakah Emas, perak atau intan kumala ?
“Bukan”, jawab Robbul izzati
“Kalau begitu, apa?”
“Mas kawinmu adalah membaca sholawat sepuluh kali kepada RosulKu,
Muhammad, penutup para Rosul dan penghulu sekalian Nabi”.
GRANADA, Salah Satu Kota Sejarah Islam
Granada terletak di sebelah selatan kota Madrid, ibu kota Spanyol sekarang. Iklimnya sangat bagus, karena itulah dinamakan Granada. Dalam bahasa Romawi granada berarti bagus dan indah. Dari sebelah selatan, berbatasan dengan Laut Tengah dan sungai Shaniel. Tingginya lebih kurang 669 m. di atas permukaan laut. Di sinilah letak rahasia keindahannya.
Sekilas Cerita :
Ketika kaum Muslimin memasuki Granada, sewaktu penaklukan Andalusia (Spanyol sekarang), kota ini telah selesai dibangun di atas puing sebuah kota kecil yang bernamaAlbery. Di kemudian hari Granada menjadi ibu kota negara Dinasti Bani Ahmar.
Granada pernah menjadi pusat ilmu keislaman terbesar dan salah satu mata rantai kebudayaan Islam yang mencakup kota-kota lain seperti, Kordoba, Valensia, Megrit, Asbilia, Toledo dan lain-lain.
Sebagai kiblat ilmu pengetahuan, para penuntut ilmu dari daerah-daerah tetangga, baik yang Islam maupun yang bukan banyak berdatangan. Ketika itu terkenal sekolahYusufiah, sekolah Nasriah dan lembaga-lembaga pendikan lain.
Kebangkitan ilmiah di Andalusia bersamaan dengan munculnya ahli ilmu falak dan matematika Abul Qasim Al-Magrity (397 H. / 1008 M.) yang mendirikan sekolah matematika terkenal.
Tokoh Granada yang paling terkenal :
Granada terkenal dengan cendekiawannya di berbagai disiplin ilmu. Yang paling terkenal adalah: Imam As-Syathibi, Lisanudin Al-Khathib, Sarqisthi, Ibnu Zumrak, Muhammad bin Raqqah, Abu Yahya bin Radwan, Abu Abdillah Al-Fahham, Ibnus Syarrah, Yahya bin Hazil At-Tajbibi, As-Syaquri, Ibnu Zuhr dan dari kalangan wanita;H afshah bintil Haj, Hamdunah binti Ziad dan saudarinya, Zainab.
Objek wisata :
Setelah posisi Bani Ahmar menguat di Granada dan di sebuah bukit di sebelah timur lautnya, mereka mulai membangun pondasi kota atau istana Alhambra. Pada mulanya, Alhambra hanya merupakan benteng sederhana hingga Badis bin Habbus, menjadi raja Granada. Dialah yang membuatnya sebagai pusat pemerintahan dan membangun pagar tinggi di sekeliling bukit itu. Dengan perjalanan waktu Alhambra menjadi benteng Granada yang kuat. Sebab penamaannya dengan Alhambra adalah karena batu-batu yang dipakai untuk membangunnya berwarna merah (dari kata al-hamra = merah).
Hal lain yang membedakan Alhambra dengan tempat-tempat lain adalah mesjid-mesjidnya. Mesjid jami Alhambra adalah mesjid yang paling bagus dan indah. Terkenal dengan banyaknya marmer yang dipakai untuk membangunnya. Juga rumah sakit-rumah sakit yang ada di dalamnya, seperti rumah sakit Granada atau rumah sakit kota.
Jejak Islam di NAD, Hanya Menyisakan Nisan
SUATU siang pada pengujung Ramadhan di kompleks makam Malikussaleh (1270-1297 Masehi), sekitar 20 kilometer dari Lhok Seumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Pintu gerbang kompleks raja pendiri Kerajaan Samudera Pasai itu terkunci rapat. Daun-daun yang luruh ke tanah dibiarkan berserak di sekitar batu nisan yang terbuat dari batu marmer putih.
Tak ada seorang peziarah pun yang berkunjung ke makam yang terletak di Desa Beringin, Kecamatan Samudera Geudong, Kabupaten Aceh Utara, itu. Di sekitar kompleks makam hanya ada beberapa penduduk setempat yang memandang dengan penuh kecurigaan kepada orang asing yang datang. Sebagian yang lain memilih menghindar.
Baru setelah salah seorang kawan menerangkan maksud kunjungan kami dengan menggunakan bahasa Aceh, sejumlah warga menjadi lebih ramah. Seorang juru kunci datang dan membukakan gerbang makam untuk kami.
“Ini kubur almarhum yang diampuni, yang takwa, pemberi nasihat, yang dicintai, bangsawan, yang mulia, yang penyantun, penakluk, yang digelari dengan Sultan Al Malikussaleh”. Itulah terjemahan dari tulisan berbahasa Arab yang terukir dalam salah satu batu nisan. Persis di samping batu nisan itu terdapat batu nisan Sultan Malikudahir, penerus Sultan Al Malikussaleh.
Sekitar 800 meter dari kompleks makam Malikussaleh, tepatnya di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera Geudong, terdapat kompleks makam peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, yaitu kompleks makam Ratu Nahrisyah.
JEJAK-jejak kejayaan masa lampau Samudera Pasai telah sirna dan hanya menyisakan sejumlah batu nisan yang mengingatkan pada maut. Padahal, selama abad XIII sampai awal abad XVI, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di kawasan Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat ramai. Bersama dengan Pidie, Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Kebesaran Kerajaan Samudera Pasai telah tertulis dalam catatan Ibnu Battutah, musafir Islam terkenal asal Maroko yang mengunjungi kerajaan pesisir itu sekitar tahun 1345 Masehi. Dalam catatannya disebutkan, setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar(sekarang masuk wilayah Myanmar), dia mendarat di tanah Pasai yang sangat subur. Menurut dia, perdagangan di daerah itu sangat maju, ditandai dengan penggunaan mata uang emas.
Pada masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan dan menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Dalam kisah perjalanannya ke Pasai, Ibnu Battutah menggambarkan Sultan Malikul Dhahir sebagai raja yang sangat saleh, pemurah, rendah hati, dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin.
Peran lain dari Samudera Pasai yang sangat penting adalah sebagai pintu gerbang penyebaran agama Islam ke hampir seluruh wilayah Nusantara dan sebagian Asia Tenggara. Saat itu hampir semua mubalig yang menyebarkan Islam di Jawa dan daerah lain berasal dari Pasai.
Para mubalig dari berbagai wilayah Nusantara juga menjadikan Samudera Pasai sebagai tempat belajar agama Islam sebelum mereka kemudian belajar di Mekkah.
Eratnya pengaruh kerajaan Samudera Pasai dengan perkembangan Islam di Jawa juga terlihat dari sejarah dan latar belakang para Wali Songo, yang sebagian di antaranya berasal dari Pasai. Para wali yang berasal dari Samudera Pasai itu di antaranya Maulana Malik Ibrahim dan Raden Rahmat yang bergelar Sunan Ampel.
Sunan Gunung Jati alias Fatahillah, yang gigih melawan penjajahan Portugis di Batavia, lahir dan besar di Pasai. Sunan Kalijaga, penyebar agama Islam di Jawa yang terkenal dengan gubahan wayang kulit sebagai media dakwah, memperistri anak Maulana Ishak, salah seorang sultan Samudera Pasai.
Melihat kebesaran sejarah Kerajaan Samudera Pasai, agaknya tidak berlebihan ketika Ahmad Yus, sang juru kunci makam, mengatakan, “Tanpa keberadaan Kerajaan Samudera Pasai di Aceh, Islam di Jawa dan tempat lain di Nusantara tidak akan pernah ada….”
Kebanggaan orang Aceh terhadap Islam dan kebesaran masa lalu mereka harus dimengerti dengan bijaksana. (AIK)
0 komentar:
Posting Komentar